TBM Rumah Cahaya FLP Depok atau kepanjangan dari Taman Baca Masyarakat Rumah baCa dan Hasilkan karYa FLP Depok. Disinilah pertama kalinya saya bersentuhan langsung dengan anggota FLP Depok dalam program amal Launching Rumah Cahaya FLP Depok dan Donasi bagi 100 anak yatim dan dhuafa pada tanggal 1 Ramadhan 1434 H yang bertempat di kediaman Mbak Galuh Kencoro Wulan beralamat di Griya Lembah Depok Blok B3. TBM Rumah Cahaya FLP Depok ini sendiri di buat dengan maksud meningkatkan minat baca bagi masyarakat sekitar dan dijadikan tempat belajar menulis bagi anak-anak dan masyarakat. Adapun kegiatan lainnya adalah penanaman nilai moral, etika, agama, sosial dan ilmu pengetahuan melalui dongeng edukasi.
Awal mula dari sebuah
kesukaan terhadap kegiatan sosial dan edukasi membuat saya ingin bergabung
bersama TBM Rumah Cahaya FLP Depok pada tahun 2013. Ketika itu saya mendapatkan
informasi melalui Facebook tepatnya Grup SMA N 2 Cibinong yang merupakan
informasi dari Alumni bahwa TBM Rumah Cahaya FLP Depok sedang membutuhkan relawan. Satu bulan sekali biasanya diadakan dongeng bulanan yang disampaikan
oleh Para Anggota FLP yang mendalami seni mendongeng diantaranya Kak Pita, Kak
Galuh, Kak Igit, Kak Dhita, Kak Bening. Menurut saya cara mendongeng merupakan
cara yang efektif dalam penyampaikan pesan kepada anak usia dini.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Pupung Puspa Ardini yang merupakan Mahasiswi jurusan PAUD FIP Universitas
Negeri Gorontalo pada Juni 2012, menyimpulkan bahwa dongeng fantasi modern dan
tradisional menarik bagi anak untuk disimak. Keduanya memberikan kesempatan
kepada anak untuk berimajinasi dan tanpa disadari memudahkan anak untuk
menyerap informasi dan memahami tentang nilai-nilai perkembangan moral.
Sehingga baik dongeng fantasi modern maupun tradisional keduanya dapat
meningkatkan perkembangan moral anak yang memiliki kemampuan komunikasi rendah.
Begitu pula bagi anak yang memiliki komunikasi tinggi. Namun, bagi anak-anak
yang memiliki komunikasi tinggi, dongeng fantasi modern lebih meningkatkan
perkembangan moral anak.
Disepanjang pengalaman
saya bergabung menjadi relawan TBM Rumah Cahaya FLP Depok, dongeng tidak hanya
disukai oleh anak-anak tetapi juga remaja, dewasa dan orang tua. Dongeng dapat
membuat kita tertawa dan merelaksasikan fikiran kita menjadi lebih tenang dan
bahagia. Ada sebuah pepatah mengatakan
“Bertemanlah dengan
tukang minyak wangi kita akan ikut wangi, berteman dengan tukang minyak kita
akan ikut bau minyak”
Artinya Jika berteman
dengan tukang minyak wangi maka tubuh kita akan terkena harumnya wangi
dari minyak wangi. Jika berteman dengan tukang minak tanah, kita bisa terkena
bau minyak tanahnya. Menurut saya pepatah itu benar karena semenjak berteman
dengan para anggota FLP saya memiliki motivasi untuk belajar mendongeng dan
menulis.
Tepatnya di pertengahan
tahun 2014, FLP Depok mengadakan perekrutan anggota baru BATRE 12 atau
kepanjangan dari Basic Writing Training
for Beginner. Saya selalu percaya bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya
kebetulan. Berhubung saya sering berkunjung dan sekedar menghilangkan penatnya
fikiran, teman-teman disana menawarkan saya untuk ikut bergabung bersama Forum
Lingkar Pena Depok. Ketika itu ketua FLP Depok adalah Pekik Bayu Mukti. Dengan
senang hati saya menerima tawaran tersebut. Sebuah catatan tambahan yang perlu
digaris bawahi saya tidak memiliki skill khusus dalam bidang kepenulisan namun
saya menyukai dunia menulis. Oleh karena itu saya berniat untuk bergabung.
Apalagi ketika saya menemukan sebuah
tulisan ini di Sosial Media.
“ Semua penulis akan
meninggal. Hanya karyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah sesuatu
yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib).”
Selain itu, menurut
saya menulis adalah salah satu cara membagikan ilmu.
Sejarah
Berdirinya FLP
Forum Lingkar Pena
adalah komunitas (calon) penulis yang didirikan 22 Februari 1997. Dalam sepuluh
tahun perkembangan FLP menjadi wadah ribuan orang untuk mengasah diri sebagai
pengarang/penulis, menerbitkan lebih dari 600 buku, bekerjasama dengan tak
kurang dari 30 penerbit, dan membuka cabang di 125 kota di Indonesia dan manca
Negara, seperti Singapura, Hong Kong, Jepang Belanda, Amerika, Mesir, Inggris,
dll. Para aktivisnya kemudian mendirikan Rumah-Rumah Cahaya (Rumah baCa dan Hasilkan
karYa) di setiap sekretariat cabang FLP.
Tahun 1997 Helvy Tiana
Rossa mengajak Asma Nadia, Muthmainah serta beberapa temannya dari Fakultas
Sastra Universitas Indonesia bertemu di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Universitas
Indonesia. Pertemuan berlanjut dengan diskusi tentang minat membaca dan menulis
di kalangan para remaja Indonesia. Percakapan tersebut sampai pada kenyataan
semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan bacaan anak muda yang mau
berkiprah di bidang kepenulisan, tetapi potensi mereka kerap tak tersalurkan
atau intensitas menulis masih rendah, diantaranya karena tiadanya pembinaan
untuk peningkatan kualitas tulisan.
Akhirnya yang hadir
sepakat untuk membentuk organisasi kepenulisan. Maka pada tanggal 22 Februari
1997 berdirilah Forum Lingkar Pena, sebagai badan otonom Yayasan Prima, dan
Helvy Tiana Rossa terpilih sebagai Ketua Umum. Saat itu anggotanya hanya 30
orang saja. Mereka pun mengadakan acara rutin pekanan dan bulanan berkaitan
tentang penulisan untuk anggota, dengan mengundang beberapa pakar di bidang
tersebut.
Tahun 1998, seorang
penulis muda dari Kalimantan Timur, Muthi Masfufah, mendirikan FLP Wilayah Kalimantan Timur yang berpusat di
Bontang serta cabangnya di Samarinda, Balik Papan, Tenggarong dan Sangatan. Inilah kepengurusan wilayah pertama dalam sejarah FLP. Pada tahun
1999, mulai banyak permintaan dari daerah, untuk membentuk kepengurusan FLP di
tiap provinsi.
Majalah Annida, sebuah
majalah fiksi Islami bertiras sekitar seratus ribu eksemplar perbulan yang
Helvy Tiana Rossa pimpin pada waktu itu, menjadi salah satu sarana bagi
munculnya karya-karya anggota FLP. Majalah tersebut juga membuat rubric khusus
berisi info FLP dan menjadi sarana merekrut anggota baru. Yang mengejutkan,
lebih dari 2000 orang mendaftar menjadi anggota melalui Annida. Ditambah lagi,
sampai tahun 2003, berdasarkan masukan dari tiap wilayah, tak kurang dari 3000
orang telah mendaftarkan diri pula melalui berbagai acara yang digelar oleh
perwakilan-perwakilan FLP di seluruh Indonesia dan mancanegara.
Konsep
Forum Lingkar Pena
Konsep yang diusung
oleh Fprum Lingkar Pena dapat dilihat dari visi, misi, dan program kerja FLP.
Visi
FLP
yaitu membangun Indonesia cinta membaca dan menulis serta membangun jaringan
penulis berkualitas di Indonesia.
Misi
FLP diantaranya :
- Menjadi wadah bagi penulis dan calon penulis
- Meningkatkan mutu dan produktivitas (tulisan) para anggotanya sebagai sumbangsih berarti bagi masyarakat
- Turut meningkatkan budaya membaca dan menulis, terutama bagi kaum Indonesia
- Menjadi organisasi yang turut membina kelahiran penulis baru dari daerah di seluruh Indonesia.
Program
Kerja FLP:
- Mengadakan pertemuan rutin (bulanan) bagi para annggotanya dengan mengunang pembicara tamu dan kalangan satrawan, jurnalis atau cendikiawan.
- Pelatihan penulisan mingguan
- Mengadakan diskusi/ seminar tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kepenulisan atau situasi kontemporer
- Mengadakan bengkel-bengkel penulisan
- Aktif mengirimkan tulisan ke berbagai media massa
- Menerbitkan butetin dan majalah
- Membuat scenario teater, sinetron, film dan lain sebagainya
- Kampanye Gemar Membaca dan Menulis ke SD, SMP, SMU, Pesantren dan Universitas di Indonesia secara berkala
- Mengadakan berbagai sayembara penulisan untuk pelajar, mahasiswa dan kalangan umum
- Pemberian Anugrah Pena
- Pelaksanaan program Rumah Cahaya (Rumah baCa dan Hasilkan karYa) di berbagai tempat di Indonesia
- Kampanye “Sastra untuk Kemanusiaan”(Salah satunya dengan penerbitan Antologi Cinta, yaitu buku-buku yang ditulis bersama. Seluruh penjualannya diberikan pada program kemanusiaan)
- Menerbitkan minimal 10 buku karya para angota perbulannya, dan lain-lain.
Tepat pertengahan tahun
2014 saya bergabung menjadi anggota FLP Depok. Di hari itu, tepatnya ada 5
orang peserta yang hadir beserta saya. Lima peserta dari Dua Belas Peserta yang
terdaftar diantaranya Saya, Fitia Suherman, Ricky Pratama, Fidya Yolanda
Polontalo dan Budi Arni. Lalu masing-masing minggu selanjutnya peserta
pelatihan yang datang adalah Fika, Umi Sumiati, Daisya Aulia, Rahmatia, Rahmi
Imanda dan Pipit. Menurut saya mereka adalah orang-orang hebat karena saya banyak
belajar dari mereka tentang dunia sastra dan kepenulisan.
Pelatihan di BATRE 12
biasanya di lakukan setiap 2 minggu sekali. Di minggu pertama pertemuan kami
membahas tentang Jenjang FLP dan tugas menggali Ide. dan disinilah tercetus jargon kami “Tumbuh
Bersama Meraih Impian”, minggu pertemuan kedua kami melangusngkan pertemuan di
acara Sosial Media Festival di FX Sudirman dimana disana kami mengadakan
festival antar komunitas , pertemuan ke
3 di Taman Lingkar Universitas Indonesia tepatnya di danau depan Perpustakaan
Universitas Indonesia, disana saya membacakan puisi berjudul Ketika TanganNya
Berbicara. Di sana kami melangsungkan uji nyali pembacaan puisi di depan umum
yang dihadiri tidak hanya pada anggota BATRE 12, tetapi juga oleh BATRE
sebelumnya. Diantara mereka semua adalah Pekik Bayu Mukti , Yaya Suryana, Mak
Long Ayu, Nindy Fanswari, Kowako Tami, Retno, Daisya, Fidya Yolanda, Fika Al-
Banni, Rahmi Imanda, Budi Arni, Ricky Pratama. Pertemuan satu bulan sekali dalam pengajian sastra yang berlangsung di Museum Bank Mandiri yang
berada di Jakarta Kota teyang dihadiri oleh sastrawan seperti Sapardi Djoko
Darmono, Intan Savitri yang merupakan Manager Penerbitan Sastra Budaya PT Balai
Pustaka dan Putu Fajar yang merupakan Redaktur Kompas Minggu. Lalu pelatihan di
lanjutkan dengan pertemuan dengan para penulis lainnya seperti Noor.H.Dee yang
merupakan penulis cerpen Resep Airmata. Dimana cerpennya dimuat di Sepasang
Mata untuk Cinta yang Buta, di Lingkar Pena Publishing House 2008, Koko Nata yang merupakan penulis cerpen Anak,
Perempuan, Tetangga Sebelah dan novel Ketika Nyamuk Bicara.
Pelatihan BATRE 12
memang telah selesai sejak tahun 2014, walaupun ada beberapa agendanya yang
tidak terlaksana karena masalah teknis, namun semangat kami tidak pudar sampai
disana. Di luar pelatihan resmi tersebut kami belajar mandiri untuk mencari
narasumber. Akhirnya kami pun menemukan pelatihan menulis skenario film bersama
Ghozy Haqqi anggota FLP Senior kami. Karyanya telah hadir di layar Televisi
beberapa waktu lalu dengan judul Sinetron Siapa Suruh Datang Jakarta. Pelatihan
bersama beliau ini bertempat di Taman Universitas Indonesia di pelataran gedung
Science and Eco Park.
Untuk mewujudkan misi ke 3 FLP yaitu turut
meningkatkan budaya membaca dan menulis, terutama bagi kaum Indonesia. Salah
satu acara FLP mengadakan seminar untuk anggota FLP beserta masyarakat umum
dibalai - balai pertemuan. Salah satunya dengan mengundang Helvy Tiana Rossa
yang merupakan penulis novel Ketika Mas Gagah Pergi sekaligus Pendiri FLP pada hari
Ahad tanggal 26 Oktober 2016 yang bertempat di Ruang TPAI Masjid Al-Ghifari
Bogor. Adapun tema pengajian sasta tersebut “Sastra dan Pembentukan Karakter” .
Dalam acara pengajian sastra tersebut
ada beberapa hal yang dibahas di antaranya
1. Uswatun
hasanah artinya teladan yang baik, Panutan dan teladan umat Islam adalah Muhammad SAW. Seorang laki-laki pilihan Allah
SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam.
2. Pembahasan
tentang AL-Quran yang dapat mengubah seseorang karena hikmah dalam Al-Quran
yang merupakan pemberi harapan dan kabar gembira.
3. Pengubahan
pola berfikir dalam penyampaian suatu masalah yang salah dengan bahasa yang
benar dan menyejukkan hati, serta mudah dipahami oleh orang lain. Dalam
berbagai literature tentang komunikasi Islam, kita dapat menemukan setidaknya
enam jenis gaya bicara atau pembicaraan yaitu : (qaulan) yang dikategorikan
sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi Islam, yaitu:
a. Qaulan
Sadida adalah suatu pembicaraan, ucapan,
atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun
redaksi (tata bahasa). Dalam firman
Allah QS: An-Nisa ayat 9
“Dan
hendaklah takut kepada Allah orang – orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida yaitu perkataan yang benar.”
b. Qaulan
Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif,
mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit atau
bertele-tele. Dalam firman Allah QS An-Nissa 63
“
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati
mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan
Baligha perkataan yang berbekas pada jiwa mereka."
c. Qaulan
Ma’rufan artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan
sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan
Ma’rufah juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan
kebaikan (maslahat). Dalam firman Allah
QS An-Nisa 5
“
Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Sebagai gantinya maka berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil
harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa, kata-kata yang baik."
d. Qaulan
Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan
mengagungkan, enak didengar, lemah lembut dan bertatakrama. Yang mana telah
Allah firmankan dalam Al-Quran surat Al-Isra 23
“Dan
Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuanmu dengan sebaik-baiknya. Jika
salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan
Karimah yaitu ucapan yang mulia."
e. Qulan
Layinan adalah pembicaraan yang lemah lembut, dengan suara yang enak didengar,
dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang
dimaksud layina ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata-kata terus terang
atau lugas, apalagi kasar. Dalam firman Allah (QS Thaha : 44)
“
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina yaitu kata-kata
yang lemah-lembut..”
f. Qaulan
Maysura hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran, (QS.Al-Israa :28)
“Dan
jika kamu berpaling dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada
mereka Qaulan Maysura ucapan yang mudah.
4. Tujuan
tulisan dengan tidak mengharap bonus atau royalti tetapi untuk menggerakkan
orang lain untuk orang lain.
5. Induk Ilmu terdiri dari dua jenis yaitu sasta
dan filsafat
6. Ajarkanlah
sastra pada Anak-anak kalian agar mereka menjadi orang yang kuat tidak pengecut,
dan pemberani. _Umar bin Khatab_
7. Menulis
merupakan profesi yang dapat disandingkan dengan kemampuan bahasa, membaca,
menyimak, berbicara dan menulis.
8. Sastra
merupakan keindahan, kejujuran dan kebenaran
9. Penyampaian
pesan dari Helvy Tiana Rossa “ Terima
cinta mari terus bersastra” dan pembacaan janji dan tekat menulis minimal 1
buku selama hidup.
Beberapa tahun berkumpul dan
bersilaturahmi dengan para Anggota FLP dan pengurusnya mengubah banyak pola pikir
dalam hidup saya. Kini FLP Depok telah memiliki 13 Angkatan. Didalamnya saya
menyadari masih ada pula kekurangannya. Tetapi saya harap FLP Depok dapat
menambah angkatan baru kembali. Agar semakin banyak jiwa-jiwa yang menebarkan
manfaat lagi melalui sastra.
DOKUMENTASI BERSAMA FLP
Hari Pelatihan Pertama BATRE 12 FLP
Depok di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Pameran dan
Latihan Kepenulisan di Sosial Media Festival FX Sudirman
Pertemuan Pelatihan BATRE 12 di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Dokumentasi Pasca Pembacaan Puisi di Lingkar Taman Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok
Dokumentasi Belajar Mendongeng di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Pertemuan Pelatihan BATRE 12 di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Dokumentasi Pasca Pembacaan Puisi di Lingkar Taman Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok
Dokumentasi Belajar Mendongeng di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Milad TBM Rumah Cahaya FLP Depok
Daftar Pustaka
Arini. 2012. Pengaruh Dongeng dan Komunikasi
Terhadap Perkembangan Anak. www.journal.uny.ac.id.
Diakses pada tanggal 25 September 2016
Karim, Nisa Miftahul. Macam-macam Qaulah. http://themilikkita.blogspot.com. Diakses
pada 30 September 2016
Rossa, Helvy Tiana, 2016, Sejarah Forum Lingkar Pena
. http://flpkita.wordpress.com. Diakses
pada tanggal 29 September 2106
Tidak ada komentar:
Posting Komentar