Jumat, 30 September 2016

SEBERKAS CAHAYA BERSAMA FORUM LINGKAR PENA




TBM Rumah Cahaya FLP Depok atau kepanjangan dari Taman Baca Masyarakat Rumah baCa dan Hasilkan karYa FLP Depok. Disinilah pertama kalinya saya bersentuhan langsung dengan anggota FLP Depok dalam program amal  Launching Rumah Cahaya FLP Depok dan Donasi bagi 100 anak yatim dan dhuafa pada tanggal 1 Ramadhan 1434 H yang bertempat di kediaman Mbak Galuh Kencoro Wulan beralamat di Griya Lembah Depok Blok B3. TBM Rumah Cahaya FLP Depok ini sendiri di buat dengan maksud meningkatkan minat baca bagi masyarakat sekitar dan dijadikan tempat belajar menulis bagi anak-anak dan masyarakat. Adapun kegiatan lainnya adalah penanaman nilai moral, etika, agama, sosial dan ilmu pengetahuan melalui dongeng edukasi.
Awal mula dari sebuah kesukaan terhadap kegiatan sosial dan edukasi membuat saya ingin bergabung bersama TBM Rumah Cahaya FLP Depok pada tahun 2013. Ketika itu saya mendapatkan informasi melalui Facebook tepatnya Grup SMA N 2 Cibinong yang merupakan informasi dari Alumni bahwa TBM Rumah Cahaya FLP Depok sedang membutuhkan relawan. Satu bulan sekali biasanya diadakan dongeng bulanan yang disampaikan oleh Para Anggota FLP yang mendalami seni mendongeng diantaranya Kak Pita, Kak Galuh, Kak Igit, Kak Dhita, Kak Bening. Menurut saya cara mendongeng merupakan cara yang efektif dalam penyampaikan pesan kepada anak usia dini.
 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pupung Puspa Ardini yang merupakan Mahasiswi jurusan PAUD FIP Universitas Negeri Gorontalo pada Juni 2012, menyimpulkan bahwa dongeng fantasi modern dan tradisional menarik bagi anak untuk disimak. Keduanya memberikan kesempatan kepada anak untuk berimajinasi dan tanpa disadari memudahkan anak untuk menyerap informasi dan memahami tentang nilai-nilai perkembangan moral. Sehingga baik dongeng fantasi modern maupun tradisional keduanya dapat meningkatkan perkembangan moral anak yang memiliki kemampuan komunikasi rendah. Begitu pula bagi anak yang memiliki komunikasi tinggi. Namun, bagi anak-anak yang memiliki komunikasi tinggi, dongeng fantasi modern lebih meningkatkan perkembangan moral anak.     
Disepanjang pengalaman saya bergabung menjadi relawan TBM Rumah Cahaya FLP Depok, dongeng tidak hanya disukai oleh anak-anak tetapi juga remaja, dewasa dan orang tua. Dongeng dapat membuat kita tertawa dan merelaksasikan fikiran kita menjadi lebih tenang dan bahagia. Ada sebuah pepatah mengatakan
“Bertemanlah dengan tukang minyak wangi kita akan ikut wangi, berteman dengan tukang minyak kita akan ikut bau minyak”
Artinya Jika berteman dengan tukang minyak wangi maka tubuh kita akan terkena harumnya wangi dari minyak wangi. Jika berteman dengan tukang minak tanah, kita bisa terkena bau minyak tanahnya. Menurut saya pepatah itu benar karena semenjak berteman dengan para anggota FLP saya memiliki motivasi untuk belajar mendongeng dan menulis.
Tepatnya di pertengahan tahun 2014, FLP Depok mengadakan perekrutan anggota baru BATRE 12 atau kepanjangan dari  Basic Writing Training for Beginner. Saya selalu percaya bahwa dalam hidup ini tidak ada yang namanya kebetulan. Berhubung saya sering berkunjung dan sekedar menghilangkan penatnya fikiran, teman-teman disana menawarkan saya untuk ikut bergabung bersama Forum Lingkar Pena Depok. Ketika itu ketua FLP Depok adalah Pekik Bayu Mukti. Dengan senang hati saya menerima tawaran tersebut. Sebuah catatan tambahan yang perlu digaris bawahi saya tidak memiliki skill khusus dalam bidang kepenulisan namun saya menyukai dunia menulis. Oleh karena itu saya berniat untuk bergabung. Apalagi ketika saya menemukan  sebuah tulisan ini di Sosial Media.
“ Semua penulis akan meninggal. Hanya karyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti. (Ali bin Abi Thalib).”
Selain itu, menurut saya menulis adalah salah satu cara membagikan ilmu.

Sejarah Berdirinya FLP

Forum Lingkar Pena adalah komunitas (calon) penulis yang didirikan 22 Februari 1997. Dalam sepuluh tahun perkembangan FLP menjadi wadah ribuan orang untuk mengasah diri sebagai pengarang/penulis, menerbitkan lebih dari 600 buku, bekerjasama dengan tak kurang dari 30 penerbit, dan membuka cabang di 125 kota di Indonesia dan manca Negara, seperti Singapura, Hong Kong, Jepang Belanda, Amerika, Mesir, Inggris, dll. Para aktivisnya kemudian mendirikan Rumah-Rumah Cahaya (Rumah baCa dan Hasilkan karYa) di setiap sekretariat cabang FLP.
Tahun 1997 Helvy Tiana Rossa mengajak Asma Nadia, Muthmainah serta beberapa temannya dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia bertemu di Masjid Ukhuwah Islamiyah, Universitas Indonesia. Pertemuan berlanjut dengan diskusi tentang minat membaca dan menulis di kalangan para remaja Indonesia. Percakapan tersebut sampai pada kenyataan semakin mendesaknya kebutuhan masyarakat akan bacaan anak muda yang mau berkiprah di bidang kepenulisan, tetapi potensi mereka kerap tak tersalurkan atau intensitas menulis masih rendah, diantaranya karena tiadanya pembinaan untuk peningkatan kualitas tulisan.
Akhirnya yang hadir sepakat untuk membentuk organisasi kepenulisan. Maka pada tanggal 22 Februari 1997 berdirilah Forum Lingkar Pena, sebagai badan otonom Yayasan Prima, dan Helvy Tiana Rossa terpilih sebagai Ketua Umum. Saat itu anggotanya hanya 30 orang saja. Mereka pun mengadakan acara rutin pekanan dan bulanan berkaitan tentang penulisan untuk anggota, dengan mengundang beberapa pakar di bidang tersebut.
Tahun 1998, seorang penulis muda dari Kalimantan Timur, Muthi Masfufah, mendirikan FLP  Wilayah Kalimantan Timur yang berpusat di Bontang serta cabangnya di Samarinda, Balik Papan, Tenggarong dan Sangatan. Inilah kepengurusan wilayah pertama dalam sejarah FLP. Pada tahun 1999, mulai banyak permintaan dari daerah, untuk membentuk kepengurusan FLP di tiap provinsi.
Majalah Annida, sebuah majalah fiksi Islami bertiras sekitar seratus ribu eksemplar perbulan yang Helvy Tiana Rossa pimpin pada waktu itu, menjadi salah satu sarana bagi munculnya karya-karya anggota FLP. Majalah tersebut juga membuat rubric khusus berisi info FLP dan menjadi sarana merekrut anggota baru. Yang mengejutkan, lebih dari 2000 orang mendaftar menjadi anggota melalui Annida. Ditambah lagi, sampai tahun 2003, berdasarkan masukan dari tiap wilayah, tak kurang dari 3000 orang telah mendaftarkan diri pula melalui berbagai acara yang digelar oleh perwakilan-perwakilan FLP di seluruh Indonesia dan mancanegara.

Konsep Forum Lingkar Pena

Konsep yang diusung oleh Fprum Lingkar Pena dapat dilihat dari visi, misi, dan program kerja FLP.

Visi FLP yaitu membangun Indonesia cinta membaca dan menulis serta membangun jaringan penulis berkualitas di Indonesia.
Misi FLP diantaranya :
  1. Menjadi wadah bagi penulis dan calon penulis
  2. Meningkatkan mutu dan produktivitas (tulisan) para anggotanya sebagai sumbangsih berarti bagi masyarakat
  3. Turut meningkatkan budaya membaca dan menulis, terutama bagi kaum Indonesia
  4. Menjadi organisasi yang turut membina kelahiran penulis baru dari daerah di seluruh Indonesia.

Program Kerja FLP:
  1. Mengadakan pertemuan rutin (bulanan) bagi para annggotanya dengan mengunang pembicara tamu dan kalangan satrawan, jurnalis atau cendikiawan.
  2. Pelatihan penulisan mingguan
  3. Mengadakan diskusi/ seminar tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kepenulisan atau situasi kontemporer
  4. Mengadakan bengkel-bengkel penulisan
  5. Aktif mengirimkan tulisan ke berbagai media massa
  6. Menerbitkan butetin dan majalah
  7. Membuat scenario teater, sinetron, film dan lain sebagainya
  8. Kampanye Gemar Membaca dan Menulis ke SD, SMP, SMU, Pesantren dan Universitas di Indonesia secara berkala
  9. Mengadakan berbagai sayembara penulisan untuk pelajar, mahasiswa dan kalangan umum
  10. Pemberian Anugrah Pena
  11. Pelaksanaan program Rumah Cahaya (Rumah baCa dan Hasilkan karYa) di berbagai tempat di Indonesia
  12. Kampanye “Sastra untuk Kemanusiaan”(Salah satunya dengan penerbitan Antologi Cinta, yaitu buku-buku yang ditulis bersama. Seluruh penjualannya diberikan pada program kemanusiaan)
  13. Menerbitkan minimal 10 buku karya para angota perbulannya, dan lain-lain.  

Tepat pertengahan tahun 2014 saya bergabung menjadi anggota FLP Depok. Di hari itu, tepatnya ada 5 orang peserta yang hadir beserta saya. Lima peserta dari Dua Belas Peserta yang terdaftar diantaranya Saya, Fitia Suherman, Ricky Pratama, Fidya Yolanda Polontalo dan Budi Arni. Lalu masing-masing minggu selanjutnya peserta pelatihan yang datang adalah Fika, Umi Sumiati, Daisya Aulia, Rahmatia, Rahmi Imanda dan Pipit. Menurut saya mereka adalah orang-orang hebat karena saya banyak belajar dari mereka tentang dunia sastra dan kepenulisan.
Pelatihan di BATRE 12 biasanya di lakukan setiap 2 minggu sekali. Di minggu pertama pertemuan kami membahas tentang Jenjang FLP dan tugas menggali Ide.  dan disinilah tercetus jargon kami “Tumbuh Bersama Meraih Impian”, minggu pertemuan kedua kami melangusngkan pertemuan di acara Sosial Media Festival di FX Sudirman dimana disana kami mengadakan festival antar komunitas ,  pertemuan ke 3 di Taman Lingkar Universitas Indonesia tepatnya di danau depan Perpustakaan Universitas Indonesia, disana saya membacakan puisi berjudul Ketika TanganNya Berbicara. Di sana kami melangsungkan uji nyali pembacaan puisi di depan umum yang dihadiri tidak hanya pada anggota BATRE 12, tetapi juga oleh BATRE sebelumnya. Diantara mereka semua adalah Pekik Bayu Mukti , Yaya Suryana, Mak Long Ayu, Nindy Fanswari, Kowako Tami, Retno, Daisya, Fidya Yolanda, Fika Al- Banni, Rahmi Imanda, Budi Arni, Ricky Pratama. Pertemuan satu bulan sekali  dalam pengajian sastra  yang berlangsung di Museum Bank Mandiri yang berada di Jakarta Kota teyang dihadiri oleh sastrawan seperti Sapardi Djoko Darmono, Intan Savitri yang merupakan Manager Penerbitan Sastra Budaya PT Balai Pustaka dan Putu Fajar yang merupakan Redaktur Kompas Minggu. Lalu pelatihan di lanjutkan dengan pertemuan dengan para penulis lainnya seperti Noor.H.Dee yang merupakan penulis cerpen Resep Airmata. Dimana cerpennya dimuat di Sepasang Mata untuk Cinta yang Buta, di Lingkar Pena Publishing House 2008,  Koko Nata yang merupakan penulis cerpen Anak, Perempuan, Tetangga Sebelah dan novel Ketika Nyamuk Bicara.
Pelatihan BATRE 12 memang telah selesai sejak tahun 2014, walaupun ada beberapa agendanya yang tidak terlaksana karena masalah teknis, namun semangat kami tidak pudar sampai disana. Di luar pelatihan resmi tersebut kami belajar mandiri untuk mencari narasumber. Akhirnya kami pun menemukan pelatihan menulis skenario film bersama Ghozy Haqqi anggota FLP Senior kami. Karyanya telah hadir di layar Televisi beberapa waktu lalu dengan judul Sinetron Siapa Suruh Datang Jakarta. Pelatihan bersama beliau ini bertempat di Taman Universitas Indonesia di pelataran gedung Science and Eco Park.
        Untuk mewujudkan misi ke 3 FLP yaitu turut meningkatkan budaya membaca dan menulis, terutama bagi kaum Indonesia. Salah satu acara FLP mengadakan seminar untuk anggota FLP beserta masyarakat umum dibalai - balai pertemuan. Salah satunya dengan mengundang Helvy Tiana Rossa yang merupakan penulis novel Ketika Mas Gagah Pergi sekaligus Pendiri FLP pada hari Ahad tanggal 26 Oktober 2016 yang bertempat di Ruang TPAI Masjid Al-Ghifari Bogor. Adapun tema pengajian sasta tersebut “Sastra dan Pembentukan Karakter” .
Dalam acara pengajian sastra tersebut ada beberapa hal yang dibahas di antaranya
1.  Uswatun hasanah artinya teladan yang baik, Panutan dan teladan umat Islam adalah  Muhammad SAW. Seorang laki-laki pilihan Allah SWT yang diutus untuk menyampaikan ajaran yang benar yaitu Agama Islam.   
2.  Pembahasan tentang AL-Quran yang dapat mengubah seseorang karena hikmah dalam Al-Quran yang merupakan pemberi harapan dan kabar gembira.
3.  Pengubahan pola berfikir dalam penyampaian suatu masalah yang salah dengan bahasa yang benar dan menyejukkan hati, serta mudah dipahami oleh orang lain. Dalam berbagai literature tentang komunikasi Islam, kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan yaitu : (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika berkomunikasi Islam, yaitu:
a.    Qaulan Sadida  adalah suatu pembicaraan, ucapan, atau perkataan yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata bahasa). Dalam  firman Allah QS: An-Nisa ayat 9
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang – orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida yaitu perkataan yang benar.”
b. Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah, dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Dalam firman Allah QS An-Nissa 63
“ Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha perkataan yang berbekas pada jiwa mereka."
c.  Qaulan Ma’rufan artinya perkataan yang baik, ungkapan yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufah juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan  (maslahat). Dalam firman Allah QS  An-Nisa 5
“ Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Sebagai gantinya maka berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa, kata-kata yang baik."
d.  Qaulan Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah lembut dan bertatakrama. Yang mana telah Allah firmankan dalam Al-Quran surat Al-Isra 23
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orang tuanmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karimah yaitu ucapan yang mulia."  
e.   Qulan Layinan adalah pembicaraan yang lemah lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.  Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata-kata terus terang atau lugas, apalagi kasar. Dalam firman Allah (QS Thaha : 44)
“ Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina yaitu kata-kata yang lemah-lembut..”

f.       Qaulan Maysura hanya satu kali disebutkan dalam Al-Quran, (QS.Al-Israa :28)
“Dan jika kamu berpaling dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura ucapan yang mudah.
4.  Tujuan tulisan dengan tidak mengharap bonus atau royalti tetapi untuk menggerakkan orang lain untuk orang lain.
5.     Induk Ilmu terdiri dari dua jenis yaitu sasta dan filsafat
6.  Ajarkanlah sastra pada Anak-anak kalian agar mereka menjadi orang yang kuat tidak pengecut, dan pemberani. _Umar bin Khatab_
7. Menulis merupakan profesi yang dapat disandingkan dengan kemampuan bahasa, membaca, menyimak, berbicara dan menulis.
8.    Sastra merupakan keindahan, kejujuran dan kebenaran
9.  Penyampaian pesan  dari Helvy Tiana Rossa “ Terima cinta mari terus bersastra” dan pembacaan janji dan tekat menulis minimal 1 buku selama hidup.

Beberapa tahun berkumpul dan bersilaturahmi dengan para Anggota FLP dan pengurusnya mengubah banyak pola pikir dalam hidup saya. Kini FLP Depok telah memiliki 13 Angkatan. Didalamnya saya menyadari masih ada pula kekurangannya. Tetapi saya harap FLP Depok dapat menambah angkatan baru kembali. Agar semakin banyak jiwa-jiwa yang menebarkan manfaat lagi melalui sastra.


Oleh : Retno Puspitasary

DOKUMENTASI BERSAMA FLP

Hari Pelatihan Pertama BATRE 12 FLP Depok di TBM Rumah Cahaya FLP Depok
  

Pameran dan Latihan Kepenulisan di Sosial Media Festival FX Sudirman
 Pertemuan Pelatihan BATRE 12 di TBM Rumah Cahaya FLP Depok


Dokumentasi  Pasca Pembacaan Puisi di Lingkar Taman Perpustakaan Universitas Indonesia, Depok


Dokumentasi Belajar Mendongeng di TBM Rumah Cahaya FLP Depok


Dokumentasi Pengajian Sastra di Bogor

Milad TBM Rumah Cahaya FLP Depok


Daftar Pustaka

Arini. 2012. Pengaruh Dongeng dan Komunikasi Terhadap Perkembangan Anak. www.journal.uny.ac.id. Diakses pada tanggal 25 September 2016
Karim, Nisa Miftahul. Macam-macam Qaulah. http://themilikkita.blogspot.com. Diakses pada 30 September 2016
Rossa, Helvy Tiana, 2016, Sejarah Forum Lingkar Pena . http://flpkita.wordpress.com. Diakses pada tanggal 29 September 2106



Tidak ada komentar:

Posting Komentar